Hello sobat! Kembali lagi saya membuat post tentang beberapa teori mengenai perkembangan. nah... disini kita akan membahas teori teori perkembangan dari beberap tokoh. Let's see!
Sebelum ke teori kita harus tau terlebih dahulu defenisi dari perkembangan.
DEFENISI PERKEMBANGAN
Menurut E.B Harlock
perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif
yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri
atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Selanjutnya teori dari beberapa tokoh tentang perkembangan dibawah ini :
I.
Teori
Psikoanalisis (Sigmund Freud)
Perilaku dan proses mental
manusia dimotivasi oleh kekuatan-kekuatan dan konflik-konflik dari dalam diri manusia yang memiliki sedikit kesadaran & kontrol atas kekuatan tersebut. Perilaku manusia menjadi lebih rasional dan bisa diterima secara social.
a.
Oral stage ( lahir s/d 18 bulan)
Pada fase ini daerah erogen yang paling
peka adalah mulut, yang berkaitan dengan pemuasan kebutuhan pokok seperti
makanan dan air. Rangsangan yang terjadi pada mulut adalah pada saat menghisap
makanan atau minumannya. Fase oral berakhir saat bayi tidak lagi memperoleh
asupan gizi secara langsug dari ibunya.
b.
Anal stage (18 bulan s/d 3 tahun)
Pada tahap ini libido terdistribusikan ke daerah anus.
Anak akan mengalami ketegangan, ketika duburnya penuh dengan ampas makanan dan
peristiwa buang air besar yang dialami oleh anak merupakan proses pelepasan
ketegangan dan pencapaian kepuasan, rasa senang atau rasa nikmat. Peristiwa ini
disebut erotic anal.
Setelah melewati masa penyapihan, anak pada tahap ini
dituntut untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan orang tua (lingkungan),
seperti hidup bersih, tidak mengompol, tidak buang air (kecil atau besar) sembarangan.
Orang tua mengenalkan tuntutan tersebut melalui latihan kebersihan (toilet training), yaitu usaha
sosialisasi nilai-niai sosial pertama yang sistematis sebagai upaya untuk
mengontrol dorongan-dorongan biologis anak. Ada beberapa kemungkinan cara orang
tua memberika latihan kebersihan ini, yaitu: sikap keras, sikap selalu memuji
dan sikap pengertian. Ketiga cara tersebut memberikan dampak tersendiri
terhadap perkembangan anak. Untuk mengetahui dampak tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut.
c.
Phallic stage (3 tahun s/d 6 tahun)
Pada masa ini terjadi perkembangan berbagai aspek
psikologis, terutama yang terkait dengan iklim kehidupan sosiopsikologis
keluarga atau perlakuan orang tua kepada anak. Pada tahap ini, anak masih
bersikap “selfish” sikap memementingkan
diri sendiri, belum berorientasi keluar, atau memperhatikan orang lain.
d.
Lantency stage (6 tahun s/d masa puber)
Tahap ini dipandang sebagai masa
perluasan kontak sosial dengan orang-orang di luar keluarganya. Oleh karena itu
proses identifikasi pun mengalami perluasan atau pengalihan objek. Yang semula
objek identifikasi anak adalah orang tua, sekarang meluas kepada guru,
tokoh-tokoh sejarah atau para bintang (seperti film, musik dan olah raga).
e.
Genitaal stage (akhir masa pubertas)
Motif-motif ini mendorong anak (remaja) untuk
berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dan persiapan untuk memasuki dunia
kerja, pernikahan dan berkeluarga. Masa ini ditandai dengan proses pengalihan
perhatian, dari mencari kepuasan atau kenikmatan sendiri (yang bersifat
kekanak-kanakan atau selfish)
kepada kehidupan sosial orang dewasa dan berorientasi kepada kenyataan (prinsip
realitas) atau sikap altruis.
II.
Teori
Psikososial (Erik Erikson)
Menurut Erikson seseorang menjalani 8 tahap perkembangan psikososial
sepanjang kehidupan mereka. Ia menyebutkan bahwa setiap tahap memerlukan
resolusi krisis atau konflik dan mungkin memberikan hasil positif atau negatif.
a.
Kepercayaan vs Ketidakpercayaan (lahir s/d 1,5 tahun)
Hasil positif : Merasa kepercayaan dari dukungan sosial
Hasil negatif : Takut dan khawatir terhadap orang lain
b.
Otonomi vs Rasa malu dan ragu (1,5 tahun s/d 3 tahun)
Hasil positif : Kemandirian jika eksplorasi mendapatkan dukungan
Hasil negatif : Ragu kepada diri sendiri, kurang mandiri.
c.
Inisiatif vs Rasa bersalah (3-6 tahun)
Hasil positif : Menemukan cara untuk memulai tindakan
Hasil negatif : Rasa bersalah dari tindakan dan pikiran
d.
Upaya vs Inferioritas (6-12 tahun)
Hasil positif : Perkembangan rasa kompeten
Hasil negatif : Merasa inferior, tidak ada penguasa
e.
Identitas vs
Kebingungan peran
Pada tahap ini, saat percobaan terbesar, seseorang berusaha untuk menemukan
siapa diri mereka, apa kekuatan mereka, dan peran apa yang sesuai untuk mereka
mainkan sepanjang sisa hidup mereka.
f.
Keintiman vs Isolasi
Menurut Erikson, periode pada masa dewasa awal yang berfokus pada
perkembangan hubungan dekat.
g.
Generativitas vs Stagnasi
Menurut Erikson, periode di masa dewasa madya ketika kita memperhitungkan
kontribusi kita bagi keluarga da masyarakat.
h.
Integritas ego vs Keputusasaan
Periode dari dewasa akhir hingga kematian ketika kita melihat kembali
pencapaian dan kegagalan hidup kita.
III.
Teori
Kognitif (Jean Pieget)
Piaget (1971) menyebutkan bahwa anak-anak di seluruh dunia memiliki
serangkaian 4 tahap dalam suatu urutan yang tetap. Ia menyatakan bahwa
tahap-tahap ini berbeda tidak hanya dalam kuantitas informasi yang dikuasai
pada setiap tahapnya, tetapi juga kualitas dari pengetahuan dan pengalaman.
Pieget mengusulkan 4 tahap yaitu :
1.
Tahap Sensoris Motorik (lahir-2 tahun)
Perkembangn ketetapan objek, perkembangan kecakapan motorik, sedikit atau
tidak ada kapasitas untuk representatif simbolis.
2.
Tahap Praoprasional (2-7 tahun)
Perkembangan bahasa dan berfikir simbolis, berfikir egosentris.
3.
Tahap Konkret Operasional (7-12 tahun)
Perkembangan konservasi, penguasaan konsep reversibility
4.
Tahap Formal Operasional (12 tahun-masa dewasa)
Perkembangan logika dan berpikir abstrak
IV.
Teori
Behavioral (B.F Skinner)
Behaviorisme menekankan studi ilmiah tentang respons
perilaku yang dapat diamati dan determinan lingkungan. Dalam behaviorisme
Skinner, pikiran, sadar atau tidak sadar, maka tidak akan diperlukan untuk
menjelaskan perilaku dan perkembangan. Bagi Skinner perkembangan adalah
perilaku. Oleh karena itu para behavioris yakin bahwa perkembangan dipelajari
dan sering berubah sesuai dengan pengalaman – pengalaman lingkungan.
V.
Teori
Etnologi (John Bowlby)
Teori ini percaya pada peranan pengasuh (ibu, nenek, bibi, dll),
konsistensi, dan lingkungan. Pengasuh yang sering bersama anak dapat membaca
tanda-tanda / respon anak. Demikian juga lingkungan yang konsisten akan membuat
anak lebih dekat dengan orang-orang dan situasi yang selalu bersama anak.
Diperlukan objek lekat yang memenuhi kebutuhan psikologis anak.
VI.
Teori
Ekologi (Urie Bronfenbrenner)
sistem lingkungan teori ekologi Bronfenbrenner
terdiri dari lima sistem lingkungan yang merentang dari interaksi interpersonal
sampai ke pengaruh kultur yang lebih luas.
1.
mikrosistem
adalah setting dimana individu menghabiskan banyak waktu.
2.
mesosistem
adalah kaitan antar-mikrosistem.
3.
Eksosistem
(exosystem) terjadi ketika pengalaman di setting
lain (dimana murid tidak berperan aktif) memengaruhi pengalaman murid dan guru
dalam konteks mereka sendiri.
4.
Makrosistem
adalah kultur yang lebih luas. Kultur adalah istilah luas yang mencakup peran
etnis dan faktor sosioekonomi dalam perkembangan anak.
5.
Kronosistem
adalah kondisi sosiihistoris dari perkembangan anak.
Dari penjelasan di atas kita sudah mengetahui tentang perkembangan. Bagaimana? sudah tau belum? berikut video tentang Tahap perkembangan
Cukup sekian untuk hari ini. Mohon maaf apabila ada sedikit kesalahan ^.^