hy sobat! balik lagi nih saya ngepost. kali ini saya mau bahas tentang implikasi perkembangan pendidikan yang telah kami bahas dalam kelompok. Let's see!
Pendidikan
adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar
(Whiterington, 1982:10). Dari pengertian di atas terlihat adanya kaitan yang
sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Jadi pembelajaran merupakan suatu proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak
semua orang dapat diperlakukan dengan porsi yang sama. Dengan adanya perbedaan
rentang usia pastinya terdapat daya tampung ilmu yang berbeda-beda tiap
rentangnya. Oleh sebab itu terbentuklah suatu jenjang pendidikan yang disesuaikan
dengan usia dan kapasitasnya masing-masing. Adapun 4 jenjang pendidikan itu sendiri terdiri dari : PG/TK, SD, SMP, dan SMA.
1. MASA KANAK-KANAK AWAL (Pra sekolah 2-4 tahun/TK atau Playgroup 4-5,6 tahun)
Pada masa ini anak-anak memiliki tahap perkembangan dalam pendidikan sebagai berikut :
a) Belajar perbedaan dan aturan-aturan
jenis kelamin.
b) Kontak perasaan dengan orang tua,
keluarga dan orang lain.
c) Pembentukan pengertian sederhana,
meliputi realitas fisik dan realitas sosial.
d) Belajar apa yg benar dan apa yg
salah; perkembangan kata hati.
Metode Belajar yang
Tepat untuk PG/TK
Anak-anak
pada usia prasekolah memiliki cirri khas yaitu bermain. Metode pembelajaran
melalui bermain adalah metode belajar yang paling tepat digunakan untuk PG/TK. Bermain merupakan aktivitas yang positif bagi
anak, karena terkandung bermacam-macam fungsi dalam pengembangan kemampuan
fisik, motorik, intelektual, bahasa, emosi, dan sosial.
Untuk mengembangkan stimulasi
kreativitas pada anak, tenaga pendidik dapat memberikan waktu luang pada anak.
Biarkan anak menggunakan imajinasinya untuk mengeksplorasi dunia kecilnya.
Untuk mengendalikan emosi anak, tenaga
pendidik dapat membicarakan ketakutan anak itu, memberinya rasa aman, serta
membantu anak dalam mengendalikan emosinya.
Untuk mengendalikan sosial anak, tenaga
pendidik dapat melibatkan anak dalam suatu kelompok sehingga anak dapat
berinteraksi dengan anak-anak lain, belajar bekerja sama, dan melatih kemampuan
sosialnya dalam memahami apa yang benar dan apa yang salah serta memahami sudut
pandang orang lain.
Untuk pemahaman gender, tenaga pendidik
harus memberikan pendekatan kepada anak tentang perbedaan biologis anak
perempuan dengan anak laki-laki.
Strategi pembelajaran
untuk anak PG/TK
Tenaga
pendidik dapat melakukan hal-hal di bawah ini dalam mengajar anak-anak.
- Belajar melalui bernyanyi, dengan
bernyanyi dapat membantu mengembangkan rasa percaya diri pada anak,
mengembangkan daya ingat anak, dan kemampuan bahasa anak.
- Belajar melalui bercerita, tenaga
pendidik dapat memanfaatkan nilai-nilai positif dari cerita untuk mengembangkan
pengetahuan sosial anak, menambah nilai moral dan pengalaman belajar untuk
mendengarkan.
2. MASA KANAK-KANAK AKHIR
Metode Belajar Untuk Anak SD
(Anak-AnakAkhir)
Berdasarkan
perkembangan usia anak-anak akhir tersebut maka kita harus memilah metode mana
saja yang tepat untuk usia 6-11 tahun tersebut, diantaranya :
Metode
chungking adalah metode yang memudahkan siswa dalam mengingat sesuatu. Misalnya
mengingat sederet kata: sapi, rumput, lapangan, tennis, air, anjing, danau.
Dalam hal ini siswa bisa mempergunakan metode chunking untuk mengingat kata
tersebut, yaitu : “SAPI terlihat makan RUMPUT disamping LAPANGAN TENIS. Setelah
itu ia meminum AIR yang tidak jauh dari ANJING yang sedang memandang DANAU di
seberang.”
Cara yang efektif dalam metode ini adalah banyak
bertanya. Apabila guru sudah banyak memberikan instruksi kepada siswa untuk
menghafal sesuatu, siswa harus diberi pertanyaan yang banyak terkait dengan
materi yang dipelajari. Ini dilakukan untuk mengetahui letak kesulitan siswa
dalam menghafal sehingga guru bisa langsung membantu permasalahannya tersebut.
- Metode
Belajar Kolaboratif
Metode
belajar kolaboratif ini adalah kegiatan belajar dimana siswa SD dibagi dalam
beberapa kelompok dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah untuk menempuh
suatu tujuan. Metode belajar kelompok ini juga bermanfaat dalam mengasah
kemampuan sosial anak, bekerja sama dengan teman yang lain, dan menjadi
pemimpin dalam sebuah kelompok. Metode ini dapat juga mengasah kemampuan
komunikasi komunikatif anak.
- Metode
Alat Peraga dan Contoh Konkret
Mengacu pada Piaget,
bahwa anak usia 6-11 tahun berada dalam tahap operasional konkret bahwa anak
akan menangkap objek secara nyata dan benda-benda konkret maka menggunakan alat
peraga dan simbol adalah alat bantu yang baik untuk memahami materi
pembelajaran yang disampaikan guru. Misalnya, dengan mempraktikkan gaya pegas
dengan langsung membawa ketapel, atau menghitung penjumlahan dan pengurangan dengan sempoa.
3. REMAJA
Ciri-ciri Perkembangan Remaja
Perkembangan remaja terlihat dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
Perkembangan
Biologis
Perubahan fisik
seperti pubertas merupakan hasil aktifitas hormonal dibawah pengaruh sistem
saraf pusat. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan
peningkatan fisik dan pada penampakan serta perkembangan karakteristik seks
sekunder.
Perkembangan
Psikologis
Teori psikososial tradisional menganggap bahwa kritis
perkembangan pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Pada masa
remaja mereka mulai melihat dirinya sebagai individu yang lain.
Perkembangan
Kognitif
Berfikir kognitif mencapai puncaknya pada kemampuan
berfikir abstrak. Remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual yang
merupakan ciri periode konkret, remaja juga memerhatikan terhadap kemungkinan
tentang hal yang akan terjadi. Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan
kaidah-kaidah logika formal (asosiasi,diferensiasi, komparasi, kausalitas) yang
bersifat abstrak, meskipun relatif terbatas. Kecakapan dasar intelektual
menjalani laju perkembangan yang terpesat dan cepat. Kecakapan dasar khusus
(bakat) mulai menunjukkan kecenderungan-kecenderungan yang lebih jelas.
Perkembangan Moral
Adanya
ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruh orang tua dengan
kebutuhan dan bantuan dari orang tua. Dengan sikapnya dan cara berfikirnya yang
kritis seorang remaja mulai mengiuji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis
dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya.
Perkembangan
Spiritual
Seorang remaja mampu memahami konsep abstrak dan
menginterpirasikan analogi serta simbol-simbol. Mereka mampu berempati,
berfilosofi, dan berfikir secara logis. Kemudian mengenai eksistensi dan sifat
kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertakan secara kritis dan skeptis.
Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari
luar dirinya. Dan masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup.
Perkembangan
Sosial
Remaja harus mampu membebaskan diri mereka dari dominasi
keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari kewenangan keluarga.
Masa remaja adalah masa dengan kemampuan bersosialisasi yang kuat terhadap
teman dekat dan teman sebaya.
METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan model pembelajaran
diatas, beberapa metode yang dapat digunakan adalah:
1) Diskusi
2) Eksperimen
3) Demonstrasi
4) Simulasi
Sekian dulu dari saya dan kelompok saya untuk materi ini. adapun tim yang berpartisipasi :